Batak Wedding : Part 2 "Pernikahan Batak Modern ala PAB 2016"
Ketika orang Batak melangsungkan pernikahan, ada beberapa hal yang seolah - olah menjadi aturan yang harus dilakukan, misalnya :
- Pengantin adat Batak selalu menggunakan ronce melati di sanggulnya.
- Menggunakan gondang - gondang (perhiasan khas Batak yang bentuknya seperti tusuk sanggul dengan bentuk kerucut dan bola pada bagian atasnya, terbuat dari emas).
- Menggunakan banyak perhiasan (meskipun kadang tidak sesuai dengan baju yang digunakan).
- Pada saat pemberkatan juga menggunakan kebaya dan kain songket lengkap dengan selendangnya, tidak menggunakan gaun seperti pernikahan Internasional. Biasanya juga kebayanya berwarna putih, gold atau merah.
- Menggunakan ikat kepala (sortali).
- Pesta dilakukan di gedung adat Batak (atau di gedung sebaguna).
- Hanya ada satu pasang pendamping untuk pria dan wanita (pandongani).
Apakah hal diatas lantas harus dilakukan? Mhhh, bagaimana jika pengantin alergi dengan emas misalnya atau tidak suka dengan wangi bunga melati? Lalu bagaimana kalau pengantin tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli gondang - gondang atau perhiasan? Lalu bagaimana kalau pengantin kurang suka menggunakan sortali? dll.
Apakah lantas pernikahan tidak boleh dilaksanakan jika tidak mengikuti standart penikahan adat Batak ?
Nah, disini aku mau berbagi cerita tentang aku dan beberapa teman - teman dari PAB2016 yang sudah melangsungkan pernikahan di tahun 2016 lalu dengan konsep yang mungkin agak berbeda dengan pesta adat Batak lainnya.
Setiap keluarga memiliki kebijakan yang berbeda dan toleransi yang berbeda dengan keluarga yang lain. Jadi, kalau kamu punya mimpi ini itu tentang pernikahan kamu sebaiknya kamu diskusikan dulu dengan orang tua, mertua dan juga pihak gereja.
Kebetulan keluarga kami mendukung sepenuhnya apa yang kami kehendaki dan setiap rangkaian acara yang kami jalani sudah berlangsung dengan tertib, lancar, aman dan sukses. Aku kasih judul tulisan ini "Pernikahan Batak Modern" karena apa yang kami lakukan (sepertinya) agak berbeda dengan kebiasaan banyak orang.
Kalau urusan pakaian, aku ngga rewel hihihhi. Hanya pada waktu pemberkatan saja aku pakai rok dan train (supaya agak hebohhh), tapi pas acara adat aku tetap menggunakan kebaya dengan songket dan sanggul lengkap dengan melati juga sortali (aku suka memakai sortali). Aku ngga ada masalah dengan itu. Urusan pesta adat, aku ngga mau ikut campur, itu hak dan kewajiban orang tua, mertua dan keluarga lainnya. Jadi aku rasa mereka lebih mengerti mana yang baik.
Hanya saja aku punya permintaan khusus pada waktu pemberkatan. Diantaranya aku minta papa yang mengantar aku ke altar. Permintaan ini juga baru kami bicarakan pagi hari sebelum kami mulai acara pemberkatan (sengaja banget). And lucky us. Pendeta dan keluarga setuju. Ahhh legaaaaaa, padahal aku menikah di daerah dan sebenarnya mereka agak kaku. Tapi seneng sekali waktu mereka setuju. Karena yang aku dengar masih sangat banyak gereja yang tidak setuju dengan permintaan seperti itu.
Abang jalan duluan, didampingi oleh mertua dan ponakan - ponakan kami didepannya. Harusnya hanya ponakan yang laki sih, tapi ya sudahlah ya hahahhaha. Kami ngga sempat gladi resik jadi ngga apalah. Karena baru pertama kali di gereja itu begini, jadi banyak orang bertanya - tanya dan malah berfikir pengantin perempuannya kabur, ngga jadi nikah hahahhahaha.
Di moment ini harusnya kan aku yang terharu dan menangis. Ehhhh ini malah si papa dan calon suami yang udah sesunggukan, bzzzzz haduhhhhhh. Dua lelaki muka Rambo hati Rinto-ku belum apa - apa udah bikin suasanya sendu hahhahaha.
Hal kedua yang aku minta adalah mengucapkan janji (vow) antara aku dan abang sebelum kami diberkati. NO TEXT. Ngalir aja dengan sendirinya apa yang mau kami bicarakan. Moment seperti ini juga ngga biasa di Sidikalang, jadi tamu sangat memperhatikan kami karena penasaran dengan apa yang kami lakukan.
Aku ngga bisa lagi menahan tangis, dan air mata banjirlah sudah hahahahha. Ternyata semua kakak iparku juga saling tangis - tangisan, astaga jadi kami saling beradu banyak - banyakan air mata hahhahaha. Semuanya gampang tersentuh dan gampang nangis hahahahha.
Udah itu aja, aku ngga minta macem - macem. Selebihnya acara berjalan sesuai dengan aturan pesta adat di Sidikalang. Disuruh duduk ya aku duduk, disuruh berdiri ya aku berdiri, disuruh makan juga aku makan (aku makan banyakkk, karena takut pingsan hahahahha), disuruh joget - joget muter - muter cepet - cepet juga aku manut aja.
Kebetulan keluarga kami mendukung sepenuhnya apa yang kami kehendaki dan setiap rangkaian acara yang kami jalani sudah berlangsung dengan tertib, lancar, aman dan sukses. Aku kasih judul tulisan ini "Pernikahan Batak Modern" karena apa yang kami lakukan (sepertinya) agak berbeda dengan kebiasaan banyak orang.
Kalau urusan pakaian, aku ngga rewel hihihhi. Hanya pada waktu pemberkatan saja aku pakai rok dan train (supaya agak hebohhh), tapi pas acara adat aku tetap menggunakan kebaya dengan songket dan sanggul lengkap dengan melati juga sortali (aku suka memakai sortali). Aku ngga ada masalah dengan itu. Urusan pesta adat, aku ngga mau ikut campur, itu hak dan kewajiban orang tua, mertua dan keluarga lainnya. Jadi aku rasa mereka lebih mengerti mana yang baik.
Hanya saja aku punya permintaan khusus pada waktu pemberkatan. Diantaranya aku minta papa yang mengantar aku ke altar. Permintaan ini juga baru kami bicarakan pagi hari sebelum kami mulai acara pemberkatan (sengaja banget). And lucky us. Pendeta dan keluarga setuju. Ahhh legaaaaaa, padahal aku menikah di daerah dan sebenarnya mereka agak kaku. Tapi seneng sekali waktu mereka setuju. Karena yang aku dengar masih sangat banyak gereja yang tidak setuju dengan permintaan seperti itu.
Di moment ini harusnya kan aku yang terharu dan menangis. Ehhhh ini malah si papa dan calon suami yang udah sesunggukan, bzzzzz haduhhhhhh. Dua lelaki muka Rambo hati Rinto-ku belum apa - apa udah bikin suasanya sendu hahhahaha.
Hal kedua yang aku minta adalah mengucapkan janji (vow) antara aku dan abang sebelum kami diberkati. NO TEXT. Ngalir aja dengan sendirinya apa yang mau kami bicarakan. Moment seperti ini juga ngga biasa di Sidikalang, jadi tamu sangat memperhatikan kami karena penasaran dengan apa yang kami lakukan.
Udah itu aja, aku ngga minta macem - macem. Selebihnya acara berjalan sesuai dengan aturan pesta adat di Sidikalang. Disuruh duduk ya aku duduk, disuruh berdiri ya aku berdiri, disuruh makan juga aku makan (aku makan banyakkk, karena takut pingsan hahahahha), disuruh joget - joget muter - muter cepet - cepet juga aku manut aja.
Baca juga : "Syarat Menjadi Istri Prajurit (Tentara)" KLIK DISINI
Acara pernikahanku berjalan lancar sesuai dengan rencana, tidak ada tamu yang mengeluh padahal acara mundur beberapa jam dari jadwal semula. Tidak ada komentar dan omongan yang kurang baik juga tentang pemberkatan dan pestaku hiihihi. Semua senang. YAY! Thanks God.
Detailnya tentang persiapan, vendor dll akan aku ceritain di post selanjutnya. Nah, berikut ini aku rangkum pernikahan dari beberapa teman - teman PAB2016 yang unik menurut aku.
------------- (^_^) -------------
Oloan Silalahi & Monika M br. Sitanggang
"Aku tidak suka menggunakan ronce melati dan sortali"
"Songket yang aku pake adalah songket penikahan mamaku dulu"
Pernikahan adat Batak identik dengan penggunaan ronce melati, tapi apakah menjadi keharusan? Ngga kok. Ternyata tidak ada aturan khusus yang mewajibkan pengantin Batak harus menggunakan ronce melati, jadi sesuai selera saja kalau suka kalau tidak suka ya ngga usah dipakai hihihihihi.
Temanku Monika kebetulan ngga suka dengan bunga melati, so dia tidak menggunakan bunga melati dan juga sortali. Sama seperti melati, penggunaan sortali juga tidak diwajibkan loh ya. Tapi sekarang banyak yang menggunakan sortali biasanya untuk mendukung riasan wajah dan rambut yang sudah cantik supaya makin cantik dan tercirikan pengantin Batak.
Sortali biasanya digunakan untuk pengantin adat Batak Toba, beda lagi dengan yang digunakan oleh pengantin adat Batak Mandailing, Karo, dll. Batak Toba punya riasan yang lebih sederhana dari pada Batak yang lainnya.
Monika ini memang anaknya simpel, ngga suka yang terlalu heboh dan bikin merepotkan diri sendiri hihihihi. Thank God keluarganya juga mendukung keputusannya. Sedikit cerita dari Monika :
"Gatau kenapa pernikahan kami seperti mengambil tema retro. Mamaku
yang kebetulan memilihkan bahan berwarna gold. katanya sih biar bisa
dipakai lagi nanti (secara kalau gaun atau kebaya putih gabisa dipakai
lagi untuk acara lain). Begitu juga dengan cami (saat itu) yang
mengambil warna jas cokelat.
Warna bajunya yang biru - biru ini juga kece. Pada umumnya pengantin Batak kan menikah menggunakan kebaya warna putih, merah atau gold. Tapi Indie berani tampil beda dengan kebaya warna birunya yang cantikkkkk banget. Navy blue memang lagi ngehits di tahun 2016 lalu, banyak yang pakai warna ini untuk martumpol, bridesmaid, juga pengantin.
Di moment ini pasti kita akan menangis, tapi jangan lupa juga ya kalau acara masih panjanggg dan pastikan makeup kita ngga akan beleberan kemana - mana. Jangan lupa juga moment untuk foto lucu - lucuan sama suami yaaa hihihihi.
------------- (^_^) -------------
Sissy konsepnya lebih modern lagi, dia juga pakai dress waktu pemberkatannya. Modelnya you can see dan bagian belakangnya agak terbuka. Sissy punya gaya yang asik banget, aku bilang sih dressnya kece banget dan sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Ngga kelihatan terlalu sexy, tapi pas.
Banyak mungkin orang tua yang tidak sependapat, tapi kalau orang tua kamu setuju ya monggo aja. Selama kamu punya punggung yang bagus kayak Sissy, so what? hihihihihi.
Sama seperti Indie tadi, Sissy juga mix bunga tangannya dengan sentuhan bunga berwarna biru dan model handbouquetnya mirip - mirip wedding internasional juga. Model bunga anggrek jatuh kebawah kayak jaman mama kita dulu bisa aja kamu pakai, tapi kalau kamu suka model kayak Sissy kenapa ngga.
Selanjutnya ada Gege dengan konsep yang paling unik! Dia nikah di OUTDOOR hahahahhaa. Kayaknya baru ini temanku ada yang nikah outdoor dan beratapkan langit (biasanya kan pakai tenda). Keren!
Acaranya sendiri di daerah Bandung yang banyak tamannya dan bunga - bunga dimana - mana. Jadi waktu pemberkatan tetap di dalam ruangan.
Disini Gege juga pake dress (you can see malah, keren!) dan veil. Bunganya cantikkk dan ngga pake melati. Pas mau masuk gereja, Gege juga didampingi sama papa dan mamanya. So sweet. Oia, Gege juga ngga pakai melati dan gondang - gondang.
------------- (^_^) -------------
Lalu, aku tidak menggunakan aksesoris melati ataupun ronce melati pada bagian
rambut. Karena kebetulan saya tidak suka, terlalu biasa dan terlihat
seperti pengantin adat Jawa hahahaha. Tapi ada sedikittttt melati dibawah sanggul yang aku pakai pada saat di gedung (sedikit sekali).
Juga
tidak memakai sortali yang dikenakan di kepala pada saat pesta adatnya, karena aku juga kurang suka dan suami juga tidak mau memakai topi
pasangannya karena nanti suami jadi terlihat semakin tinggi maklum
tingginya 195 cm (iyes, Oloan ini tinggi sekali bagaikan Monas, *maaapppp ya bang Olo hahahhaha").
Biasanya songket pengantin itu kan beli baru dan mungkin banyak dari kalian yang diharuskan beli baru. Nah, apakah wajib juga semua harus baru? Ya nggaklah. Bebas sesuai kemampuan dan sesuai dengan kesukaan. Monika sendiri menggunakan songket yang mamanya pakai sewaktu menikah 29 tahunan lalu. WOW! Ini keren sih kalau aku bilang.
Biasanya songket pengantin itu kan beli baru dan mungkin banyak dari kalian yang diharuskan beli baru. Nah, apakah wajib juga semua harus baru? Ya nggaklah. Bebas sesuai kemampuan dan sesuai dengan kesukaan. Monika sendiri menggunakan songket yang mamanya pakai sewaktu menikah 29 tahunan lalu. WOW! Ini keren sih kalau aku bilang.
"Oia, songket yang aku gunakan
adalah songket yang mama gunakan juga pada saat mama menikah. Which is
itu sekitar 29 tahun yang lalu. Entah mengapa pada saat mama membawa
bahan kebaya saya ke tukang jait lalu ketika mama menunjukkan songketnya, sang
tukang jait handal kak Diantoro bilang kalau songket dengan bahan kebayaku itu cocok sekali warnanya,
karna songket mama dan bahan kebayaku sama - sama bernuansa gold. Songket mama juga masih sangat
bagus sekali, mamaku orangnya apik sekali kalau nyimpen barang, tapi ada sedikit bagian yang dirombak agar lebih cantik".
So, melati, sortali, songket bukan jadi masalah ya eda - eda cantikku yang mau menikah. TAPI sekali lagi, jangan lupa konsultasi dulu sama orang tua, mertua dan keluarga lainnya. Kalau mereka mendukung ya monggo, kalau tidak berarti mereka punya pengertian lain, jadi jangan ditentang tapi diikutin aja ya hihihihi.
------------- (^_^) -------------
Gomgom Silitonga & Indiana br. Pakpahan
Waktu pemberkatan, Indie pakai kebaya putih bersongket putih dengan train dan dirambut menggunakan crown. Bunga tangannya biruuu hihihihi, jarang banget kan ada yang pakai bunga tangan warna biru begini. Boleh loh pake bunga tangan dengan berbagai warna, pake bunga tangan palsu juga gada masalah. Tapi ya balik lagi, dibolehin ngga sama orang tua? hihihii.
Nah, pas pemberkatan rambutnya menyamping, lalu pas acara adat Indie pakai sortali dan ada hiasan bunga melati dan mawar juga di rambutnya. Sama seperti Monika, Indie juga ngga pakai ronce melati loh. Tetep cantik dan tetep elegan. Sempet kok touch up makeup dan rambut juga, tapi semuanya itu tergantung skill MUAnya loh ya hihihiii.
------------- (^_^) -------------
Sissy konsepnya lebih modern lagi, dia juga pakai dress waktu pemberkatannya. Modelnya you can see dan bagian belakangnya agak terbuka. Sissy punya gaya yang asik banget, aku bilang sih dressnya kece banget dan sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Ngga kelihatan terlalu sexy, tapi pas.
Banyak mungkin orang tua yang tidak sependapat, tapi kalau orang tua kamu setuju ya monggo aja. Selama kamu punya punggung yang bagus kayak Sissy, so what? hihihihihi.
Wedding gaya internasional gini bisa kok diadopsi ke pernikahan Batak. Tapi mungkin lebih cantik kalau pas pemberkatannya. Kalau pas acara adat menurut aku tetep lebih bagus menggunakan kebaya dan songket.
Sama seperti Indie tadi, Sissy juga mix bunga tangannya dengan sentuhan bunga berwarna biru dan model handbouquetnya mirip - mirip wedding internasional juga. Model bunga anggrek jatuh kebawah kayak jaman mama kita dulu bisa aja kamu pakai, tapi kalau kamu suka model kayak Sissy kenapa ngga.
Sekarang juga mulai banyak pengantin Batak yang menggunakan veil pada saat pemberkatan, gaya ini juga diadosi dari pernikahan internasional. Waktu aku menikah, aku memang ngga pakai veil karena mama ngga suka (padahal aku pengen) hahahhaha. Ya sudahlah ya, sebagai anak baik aku nurut aja sama mama.
Walau bagian belakangnya agak terbuka, tapi kayaknya kebaya Sissy masih pakai kain tile dengan warna senada kulit. Jadi bagian belakangnya ngga terbuka - buka dan tetap rapi. Sama seperti aku, Sissy juga ngga pakai gondang - gondang di sanggul. Kalau aku kurang suka juga karena berat hahahahha, takut sakit kepala pas ditengah acara kan repot.
------------- (^_^) -------------
Alex Marbun & Grace br. Saragih
Acaranya sendiri di daerah Bandung yang banyak tamannya dan bunga - bunga dimana - mana. Jadi waktu pemberkatan tetap di dalam ruangan.
Disini Gege juga pake dress (you can see malah, keren!) dan veil. Bunganya cantikkk dan ngga pake melati. Pas mau masuk gereja, Gege juga didampingi sama papa dan mamanya. So sweet. Oia, Gege juga ngga pakai melati dan gondang - gondang.
Rasanya tuh beda, lebih gimana gituuuu hihihi. Tapi inget lagi yaaa, kalau tidak semua orang tua setuju dengan hal ini dan tidak semua gereja bisa begini. Jadi dari pada keburu ngayal - ngayal better ditanyakan dulu sama orang tua dan gereja masing - masing. Kalau mereka ngga setuju ya udah, ngga usah didebatin. Karena masih banyak hal lain yang harus dipersiapkan dan dihadapi #eaaa.
Gini nih enaknya acara di outdoor, kamu bisa punya lebih banyak foto dengan background yang kece - kece or ala - ala internasional wedding. Dan kamu juga bisa punya moment foto - foto dengan para brides maid pas istirahat untuk ganti baju dan touchup makeup.
Kebayang sih gimana enaknya udara sejuk Bandung di pagi hari, siang juga masih sejuk, kesore lebih sejuk lagi. Kalau kamu pengen juga bikin pesta outdoor gini, kamu harus pastikan semua perintilan disiapkan dengan baik. Karena pasti banyak resikonya untuk wedding outdoor, apalagi kalau menggunakan adat Batak.
Omongan mendukung dan menyiyir pasti juga ada aja, jadi kuat - kuatin iman dan ngga usah terlalu memusingkan komentar orang. Yang penting untuk membuat pesta seperti ini kamu ngga perlu minta, ngga ngemis juga, dan ngga ngerepotin orang - orang yang ngomongin kamu hihihihi.
Sejuk banget kan ngelihat pemberian ulos hela ini ditengah lapangan hihihihi. Dan acara berlangsung dari pagi sampai malam, pasti ada kekurangan tapi so far Gege masih fresh banget dan kalau melihat wajah - wajah tamu kayaknya mereka juga happy hihihih.
Ahhh, andaikan waktu itu aku bisa ikutan ke pestanya Gege, pasti aku udah post juga foto seru - seruan disana hihihihi.
------------- (^_^) -------------
Nah, itulah beberapa pernikahan teman - teman PAB2016 yang agak berbeda dengan pernikahan pada umumnya. Monggo kalau mau dijadikan perbandingan atau sebagai masukan untuk kamu yang lagi memikirkan konsep pernikahan kamu kelak.
Intinya, gimanapun kamu mau buat konsep pernikahan kamu bisa - bisa aja dilaksanakan. ASAL, ada persetujuan dari orang tua (juga mertua loh ya), Gereja, dll. Intinya mau berpesta, mau senang - senang, ngga usah dijadikan perdebatan.
"Dos ni roha sibahen na denggan"
Selamat mempersiapkan pernikahan untuk kamu yang udah dapet jodohnya. Nah, yang belum dapet jodohnya jangan berkecil hati, banyak berdoa, membuka diri untuk mengenal (atau dikenalin), tetap berusaha dan semangat.
DISCLAIMER :Semua foto diatas itu koleksi pribadi teman - temanku, aku sudah minta ijin sama mereka untuk ngepost di blogku. Jadi, kalau kalian mau pake fotonya kalian harus IJIN dulu ya (paling ngga kalian kasih keterangan sumber fotonya www.roosvansia.com). Terima kasih.
Have a great day
Untuk pakaian dan tata acara pemberkatan memang udah banyak juga yang di modernisasi dan mengikuti trend, tapi adat tetap adat dan dijalankan sesuai dengan adat istiadat batak.
BalasHapusBetewe ada sedikit typo ito, "Dos ni hora sibahen na denggan" harusnya "Dos ni roha" kan ya? :D
HORAS ito Horas hahahhaha. Iya, adat tetep dengan aturan nenek moyang kita pada jaman dahulu kala. Ngga boleh menyimpang hahahhaa.
HapusWahh iyaaa, makasih ya itooo, segera aku perbaiki. Salam hormat untuk keluarga.
kak mau tanya, waktu papa yg mengantarkan ke altar. Posisi pandongani kk bagaimana yaaa?? berarti keluarga cowok masuk duluan?? mama kk bagaimana yaa??
BalasHapusthanks kak
Hai Sonia, untuk pandongani mereka masuk bareng keluarga aja. Semua keluarga masuk dulu termasuk mama. Pengantin laki masuk juga diiringi sama ponakan2. Baru terakhir aku masuk sama papa.
Hapus