Gua Sunyaragi, Cirebon
Enaknya jadi Persit salah satunya adalah : PASTI ADA MOMENT JALAN - JALAN hihihihi. Kemananya tergantung ibu Komandan, tapi pastinya seru dan jadi pengalaman yang sangat berharga. Kali ini aku dan ibu - ibu Persit jalan - jalan mengunjungi Goa Suniaraja di Cirebon.
Kebetulan Cirebon masih deket banget dengan Bandung dan bisa dijangkau dengan menggunakan bis dan bisa dijalanin 1 hari aja. Kami berangkat sekitar jam 06.00 dan sampai sekitar jam 09.15an perjalanan kira - kira 3 jam lewat Tol Cipali. Kami makan dulu baru mengunjungi Goa Sunyaragi.
Kesan pertama saat sampe di Cirebon adalah PANAS BANGET. Selanjutnya kesan berikutnya setelah sampai di Goa Sunyaragi, Cirebon adalah PANAS BANGETTTTT BANGET. Yes, sepanas itu gais. Bahkan lebih panas dari teriknya matahari di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Panasnya menembus kalbu, untungnya aku pake sunblock SPF 50. Agak amanlah kalau berpanas - panasan begini hihihihi. Tapi tetep teriknya luarrr biasa menyiksa euy. Jadi sebenernya dalam kondisi panas intens gini baiknya sunblock di reapply, sayangnya aku masih belum menemukan cara reapply sunblock dengan praktis.
Gua Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon di mana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.
Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi di mana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.
Kesan pertama saat sampe di Cirebon adalah PANAS BANGET. Selanjutnya kesan berikutnya setelah sampai di Goa Sunyaragi, Cirebon adalah PANAS BANGETTTTT BANGET. Yes, sepanas itu gais. Bahkan lebih panas dari teriknya matahari di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Baca juga : "Sunblock La Roche Posay SPF 50+"
Panasnya menembus kalbu, untungnya aku pake sunblock SPF 50. Agak amanlah kalau berpanas - panasan begini hihihihi. Tapi tetep teriknya luarrr biasa menyiksa euy. Jadi sebenernya dalam kondisi panas intens gini baiknya sunblock di reapply, sayangnya aku masih belum menemukan cara reapply sunblock dengan praktis.
Tentang Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon di mana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.
Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi di mana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.
sumber : Wikipedia
Gua Sunyaragi, terletak ditengah kota Cirebon. Jadi sangat mudah untuk diakses oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Ketika kita masuk kita akan disambut hamparan luas area seperti tempat pertunjukan dan ada tribun disisi sebelah kanan. Ini mengingatkan aku sama satu tempat di Bali, dimana kita bisa menyaksikan tari kecak, dll.
Kompleks Gua Sunyaragi ini lumayan luas dan terdiri dari berbagai bangunan, ada beberapa gua diantaranya Gua Pengawal, Gua Pandekemasang, Gua Simayang, Gua Peteng, Gua Arga Jumud, Gua Padang Ati, Gua Kelanggengan, Lawa, Gua Pawon.
Gua Pengawal, tempat para pengawal Sultan beristirahat |
- Bangsal Jinem digunakan sebagai tempat Sultan memberikan wejangan
- Gua Pandekemasang sebagai tempat pembuatan senjata
- Gua Pengawal sebagai tempat para pengawal Sultan beristirahat
- Gua Langse sebagai tempat beristirahat
- Gua Padang Ati sebagai tempat bersemedi
- Gua Peteng (gelap) sebagai tempat melatih kekebalan tubuh
- Gua Arga Jumud sebagai tempat bagi kerabat keraton
- Gua Pawon sebagai dapur dan tempat penyimpanan makanan
- Gua Lawa sebagai tempat berkumpulnya kelelawar
- Gua Kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar mendapat kelanggengan
- Gua Simanyang sebagai pos penjagaan
- Kompleks Mande
Kalau aku ngga salah denger dari pemandu wisatanya, disebutnya GUA
(guha), buka GOA adalah karena semuanya terbentuk karena dibuat oleh
tangan manusia dan bukan merupakan keajaiban alam. Diantara semua gua yang berada dalam kompleks Gua Sunyaragi, ada satu yang paling menonjol dan jadi pusat perhatian. Namanya Gua Peteng.
Peteng sama juga dengan gelap, didalam gua ini memang tidak ada pencahayaan karena memang gua ini adalah sebagai tempat untuk melatih kekebalan. Pas didepan pintu masuk Gua Peteng ada sebuah patung, namanya patung Perawan Sunti.
Konon katanya kalau seseorang yang belum menikah tidak boleh menyentuh patung tersebut karena dipercaya bisa membuatnya jauh dari jodoh. Mhh, penasaran juga kenapa begitu ya? Aku coba searching di google, ketemu beberapa cerita tentang kesombongan Perawan Sunti tersebut yang terlalu memilih dan punya standart yang sangat tinggi dalam memilih pendamping hidupnya.
Sekarang ini patung Perawan Sunti tidak berada di depan pintu masuk gua lagi, tapi dipindahkan kesebuah ruangan tempat beberapa peninggalan bersejarah lainnya disimpan. Kata bapak pemandu wisata, patung tersebut dipindahkan karena terlalu banyak orang yang datang menyembah dan meminta berbagai hal. Indonesia memang akrab dengan animisme dan dinamisme, jadi tidak heran jika jaman sekarang masih ada orang yang melakukan penyembahan seperti itu.
Batu - batu yang ada di Gua Peteng mirip - mirip dengan karang yang ada di pantai selatan. Kalau aku ngga salah denger memang ada keterikatan antara keduanya, tapi persisnya apa aku kurang nyimak hihihih.
Terlalu terdistract sama panasnya matahari yang luar bisa. Ampunnnnnnnnnnnnnnnn deh. Aku ngga kepikiran untuk bawa payung, seharusnya bawa ya. Jadi incase kamu mau ke Gua Sunyaragi, Cirebon ada baiknya kamu bawa topi, payung, jangan lupa pake sunblock di wajah juga di tangan, lalu jangan lupa juga bawa air minum.
Oia, inget untuk selalu buang sampah pada tempatnya, supaya tempat wisata seperti ini tetap terjaga kelestariannya. Kedepannya aku juga berharap supaya pemerintah daerah bisa membuatkan museum supaya peninggalan bersejarah yang belum ada tempatnya bisa disusun dengan baik dan teratur.
Gua Sunyaragi
Jl. Sunyaragi No.5, Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, Jawa Barat
Harga tiket masuk : Rp. 10.000,-
Wahana (flying fox, balon terbang, sepeda terbang, panahan, ayunan terbang) Rp. 20.000
Jam buka : 08.00 - 18.00 WIB